- Selasa, 11 Jun 2013
Ilustrasi | Shutterstock
NEW DELHI, KOMPAS.COM — Ratusanwanita di India diyakini telah dipaksa untuk melakukan ujian keperawanan dan kehamilan menjelang satu upacara pernikahan beramai-ramai. Sejumlah saksi mengatakan, sekitar 450 wanita terpaksa menjalani ujian keperawanan di Daerah Betul yang diselenggarakan oleh pemerintah Madhya Pradesh.
Upacara pernikahan Mukhyamantri Kanyadan Yojna dibiayai oleh pemerintah dan bertujuan untuk membantu para wanita dari keluarga miskin agar dapat menikah. Namun menurut laporan Times of India minggu lalu, para perempuan itu dipaksa untuk melakukan ujian yang dipercayai atas perintah pemerintah kerana percaya bahawa wanita yang ambil bahagian dalam upacara itu akan menerima hadiah.
Sembilan wanita dilaporkan kemudian ditemukan hamil dan dilarang untuk mengikuti upacara pernikahan tersebut.
Namun, para pegawai pemerintah menafikan ujian keperawanan telah dilakukan. Mereka mengatakan bahawa ujian itu guna memastikan para perempuan itu tidak hamil.
Di India, keperawanan seorang pengantin perempuan sangat berharga dan seks pra-nikah disukai.
Komisi Nasional untuk Perempuan India kini mendesak pemerintah Madhya Pradesh untuk menjelaskan masalah itu. Girija Vyas, Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan India, mengatakan, "Tindakan memalukan semacam itu, bahawa gadis-gadis harus menjalani ujian untuk membuktikan kesucian mereka guna mendapatkan bantuan kewangan pemerintah, merupakan hal tercela dan tidak boleh ditoleransi dalam masyarakat yang waras.
Rajest Prasad Mishra, pegawai Daerah Betul, menambahkan, "Saya telah memberikan perintah untuk menyelidiki keluhan tentang dugaan tes keperawanan dan kehamilan yang dilakukan terhadap calon pengantin itu."
Tahun 2009, lebih dari 150 perempuan dipercayai telah diuji atas perintah pemerintah.
Upacara pernikahan Mukhyamantri Kanyadan Yojna dibiayai oleh pemerintah dan bertujuan untuk membantu para wanita dari keluarga miskin agar dapat menikah. Namun menurut laporan Times of India minggu lalu, para perempuan itu dipaksa untuk melakukan ujian yang dipercayai atas perintah pemerintah kerana percaya bahawa wanita yang ambil bahagian dalam upacara itu akan menerima hadiah.
Sembilan wanita dilaporkan kemudian ditemukan hamil dan dilarang untuk mengikuti upacara pernikahan tersebut.
Namun, para pegawai pemerintah menafikan ujian keperawanan telah dilakukan. Mereka mengatakan bahawa ujian itu guna memastikan para perempuan itu tidak hamil.
Di India, keperawanan seorang pengantin perempuan sangat berharga dan seks pra-nikah disukai.
Komisi Nasional untuk Perempuan India kini mendesak pemerintah Madhya Pradesh untuk menjelaskan masalah itu. Girija Vyas, Ketua Komisi Nasional untuk Perempuan India, mengatakan, "Tindakan memalukan semacam itu, bahawa gadis-gadis harus menjalani ujian untuk membuktikan kesucian mereka guna mendapatkan bantuan kewangan pemerintah, merupakan hal tercela dan tidak boleh ditoleransi dalam masyarakat yang waras.
Rajest Prasad Mishra, pegawai Daerah Betul, menambahkan, "Saya telah memberikan perintah untuk menyelidiki keluhan tentang dugaan tes keperawanan dan kehamilan yang dilakukan terhadap calon pengantin itu."
Tahun 2009, lebih dari 150 perempuan dipercayai telah diuji atas perintah pemerintah.
Pernikahan massal, yang umumnya diselenggarakan oleh organisasi sosial, merupakan hal yang umum di India, tempat bagi kebiasaan mahar masih tersebar luas.
Sumber : Daily Mail
Editor : Egidius Patnistia
0 komentar:
Posting Komentar